Tak ada alasan untk tak mencintai ilmu KERENA
• ILMU (ilmu agama)merupakan kebutuhan kita di setiap deti kehidupan kita Di setipa gerakan ,dan pekerjaan,bahkan amalan hati pun perlu ilmu agama.Berkeyakinan,beribadah,bermuamalah dan berahlak perlu ilmu. Mau tidur,bangun tidur,mau buang air,pun perlu ilmu.Karena setiap perkataan,perbuatan,bahkan amalan hati pun akan di balas oleh Alloh ,Jika amalnya sesuai dengan sunnah Rosululloh Shallallohu'alaihi wa sallam maka akan di beri pahala ,dan jika melanggar amka akan di siksa.Dan UNTUK ITU PERLU ILMU .
• Jalan yang dilalui orang yang mencari ilmu adalah jalan menuju surga. Ini sebagai balasan baginya, karena di dunia ia telah menempuh jalan untuk mencari ilmu yang mengantarkan ia kepada ridha Tuhan. Para malaikat pun meletakkan sayap mereka sebagai rasa ketawadhuan, penghormatan, dan pemuliaan terhadap apa yang ia bawa dan ia cari, yaitu warisan para nabi. Semua ini menunjukkan kecintaan dan peng-hargaan para malaikat terhadapnya.
Di antara kecintaan dan penghormatan para malaikat kepadanya adalah mereka meletakkan sayap mereka karena ia mencari sebab kehidupan dan keselamatan dunia. Antara malaikat dan seorang alim terdapat kesamaan. Malaikat adalah makhluk Allah yang paling baik dan paling bermanfaat bagi anak cucu Adam, dengan perantara mereka juga manusia mendapatkan kebahagiaan, ilmu pengetahuan, dan petunjuk.
Di antara manfaat dan kebaikan para malaikat kepada manusia adalah mereka meminta pengampunan atas dosa manusia, memuji orang-orang mukmin, dan membantu anak cucu Adam menghadapi setan. Bahkan mereka sangat menginginkan kebaikan bagi hamba Allah melebihi keinginan kebaikan bagi diri mereka sendiri. Mereka juga menginginkan kebaikan dunia dan akhirat bagi hamba-hamba Allah SWT yang sama sekali tidak pernah diinginkan oleh hamba tersebut dan tidak pernah terlintas dalam benaknya. Seperti yang dikatakan beberapa tabi'in bahwa para malaikat adalah makhluk Allah yang paling baik dan setan-setan adalah akhlak yang paling jahat.
Allah berfirman,
"(Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan), 'Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu-Mu meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang bertaobat dan mengikuti jalan-Mu serta peliharalah mereka dari siksa neraka yang menyala-nyala. Ya Tuhan kami, masukkanlah mereka ke dalam surga 'Aden yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, istri-istri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Dan peliharalah mereka dari balasan kejahatan. Orang-orang yang Engkau pelihara dari pembalasan kejahatan hari itu, maka sesungguhnya Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar." (al-Ghaafir: 7-9)
• Kematian orang berilmu adalah musibah yang tidak dapat diobati, kerusakan yang tidak dapat diperbaiki, dan bintang yang hilang. Dan kematian satu suku lebih ringan daripada kematian seorang berilmu", karena baiknya kehidupan adalah karena ulama. Jika bukan karena mereka, maka manusia seperti hewan bahkan lebih buruk keadaannya. Sudah barang tentu kematian seorang ulama adalah musibah yang tidak dapat diobati, kecuali oleh seorang ulama baru sesudahnya. Para ulama adalah orang-orang yang mengarahkan umat, negara, dan kekuasaan. Sehingga, kematian mereka mengakibatkan kerusakan pada sistem alam. Oleh karena itu Allah senantiasa menyiapkan para ulama yang menggantikan ulama-ulama yang terdahulu untuk menjelaskan agama-Nya kepada umat. Dengan mereka maka agama, Kitab, dan hamba-hamba-Nya terpelihara.
Jika ada seseorang yang kaya raya dan dermawan yang melampaui kekayaan dan kedermawanan semua orang di dunia, dan semua umat manusia sangat membutuhkan uluran tangannya, maka jika orang tersebut meninggal apa yang bisa Anda bayangkan? Namun, kerugian karena kematian seorang ulama, jauh lebih besar dibandingkan kematian orang semacam itu. Karena kematian seorang ulama berarti kematian manusia dan makhluk hidup lainnya, sebagaimana dikatakan seorang pujangga,
"Tahukah engkau musibah karena hilangnya harta
tidak akan ada kambing dan unta yang mati karenanya
Akan tetapi kematian seseorang yang berjasa
menyebabkan kematian banyak manusia."
Tidak untuk tujuan komersil Maktabah Raudhatul Muhibbin
"Kematiannya tidak bisa disamakan dengan kematian satu orang, a
kan tetapi kematiannya adalah kehancuran bangunan bangsa
• Sesungguhnya ilmu adalah kehidupan dan cahaya. Sedangkan, kebodohan adalah kematian dan kegelapan. Semua keburukan penyebabnya adalah tidak adanya kehidupan (hati) dan cahaya. Semua kebaikan sebabnya adalah cahaya dan kehidupan (hati). Sesungguhnya cahaya itu menyingkap hakikat segala sesuatu dan menjelaskan tingkatan-tingkatannya. Dan, kehidupan adalah pembukti sifat-sifat kesempurnaan yang mengharuskan munculnya pembenaran terhadap ucapan dan perbuatan. Karena itu setiap kali dia berbuat dalam kehidupan, maka semuanya adalah kebaikan, seperti rasa malu yang disebabkan oleh kesempurnaan kehidupan hati, pemahamannya terhadap hakekat keburukan, dan ketakutannya dari keburukan. Sebaliknya, kebodohan dan keburukan yang disebabkan oleh kematian hati dan tidak takutnya kepada yang buruk. Ini seperti kehidupan di mana hujan adalah sebab kehidupan segala sesuatu.
• Seandainya bukan karena keistimewaan dan kemuliaan ilmu, pasti hewan buruan anjing yang terlatih sama hukumnya dengan anjing yang tak terlatih
"Mereka menanyakan kepadamu, 'Apakah yang dihalalkan bagi mereka?' Katakanlah, ‘Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh binatang buas yang telah kamu ajar dengan melatihnya untuk berburu; kamu mengajarnya menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu. Maka' makanlah dari apa yang ditangkapnya untukmu, dan sebutlah nama Allah atas binatang buas itu (waktu melepasnya). Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat cermat hisab-Nya" (al-Maa idah: 4
• orang-orang tunduk kepada bukti dan argumentasi (ilmu), namun tidak tunduk kepada kekuatan tangan. Hal ini dikarenakan hati manusia tunduk kepada bukti dan argumentasi, sedangkan kekuatan tangan hanya tunduk kepadanya badan manusia.
Bukti dan argumentasi menawan, menjerat, dan menundukkan hati orang-orang yang menentang, meskipun lahirnya menampakkan penentangan dan perlawanan. Bahkan, kekuatan kekuasaan apabila tidak dibarengi dengan ilmu yang mengarahkannya, maka ia bagaikan kekuatan binatang buas dan semisalnya. Yaitu, kekuatan yang tidak dibarengi ilmu dan kasih sayang.
Lain halnya dengan kekuasaan yang berdasarkan bukti dan argumentasi. Kekuatan kekuasaan ini diiringi dengan ilmu, kasih sayang, dan hikmah. Sedangkan orang yang dengan ilmunya tidak mempunyai kemampuan dan kekuatan, maka bisa jadi disebabkan kelemahan bukti dan argumentasinya, atau karena adanya tekanan kekuasaan tangan dan senjata atas dirinya. Namun jika tidak demikian keadaannya, maka bukti dan argumentasi selalu menang dengan sendirinya, dan selalu mengalahkan serta menundukkan kebatilan.
• Sebagian penghuni neraka adalah orang-orang yang bodoh (TAK BERILMU)
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) Mereka mempunyai mata, tapi tidak dipergunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), Mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar ayat-ayat Allah. Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. "(al-A'raf: 179)
• "Sesungguhnya perumpamaan petunjuk dan ilmu yang dengannya Allah mengutusku adalah seperti air hujan yang jatuh ke tanah. Di antara tanah Tersebut ada yang baik yang menerima air, maka tumbuhlah darinya rerumputan dan pepohonan. Dan tanah itu ada yang keras yang menghimpun air, sehingga dengannya Allah memberikan manfaat kepada manusia, yaitu untuk minum, memberi minum ternak, dan bercocok tanam. Dari tanah itu ada juga yang berupa rawa, tidak menahan air dan tidak pula menumbuhkan tanaman. Demikianlah perumpamaan orang-orang di hadapan agama yang diturunkan Allah . Diantara mereka ada yang memahaminya, maka Allah memberikan manfaat kepadanya sehingga dia tahu dan mengamalkannya. Ada juga orang yang tidak peduli kepada agama tersebut dan tidak menerima petunjuk Allah ,, yang dengannya aku utus."(HR Bukhari dan Muslim)
• "Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk, maka dia mendapatkan pahala sebagaimana pahala orang-orang yang mengikuti mereka tanpa mengurangi pahala mereka sama sekali. Dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan, maka dia mendapatkan dosa sebesar dosa orang-orang yang mengikutinya dan hal itu tidak mengurangi dosa mereka sama sekali." (HR Muslim, Abu Daud, dan Tirmidzi)
• "Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah seperti keutamaanku atas orang yang paling rendah di antara kalian. Sesungguhnya Allah , para malaikat, seluruh makhluk yang di langit dan di bumi, hingga semut di lubangnya dan ikan paus di dalam laut bersalawat kepada para pengajar kebaikan." (HR Tirmidzi)
• Sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Abu Daud, Imam Tirmidzi dari Abu Darda' menyebutkan bahwa Rasulullah shallallohu’alaihi wa sallam . bersabda,"Barangsiapa yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, niscaya Allah menyediakan jalan untuknya menuju surga. Sesungguhnya para malaikat melebarkan sayapnya karena ridha kepada orang yang menuntut ilmu. Sesungguhnya ulama dimintakan ampun oleh makhluk yang berada di langit dan di bumi sampai paus yang di dalam laut. Keutamaan seorang alim atas seorang abidseperti keutamaan bulan atas segala bintang. Sesungguhnya ulama itu adalah pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, tetapi mereka hanya mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambil ilmu itu, maka sungguh dia telah mengambil keberuntungan yang banyak."
• Al-Walid bin Muslim meriwayatkan dari Khalid bin Yazid, dari Usman bin Aiman, dari Abu Darda' bahwa Rasulullah saw. bersabda,
"Barangsiapa yang pergi untuk mencari ilmu maka Allah membukakan kepadanya jalan menuju surga dan para malaikat pun membentangkan sayap untuk menaunginya. Dan para malaikat di langit serta ikan paus di laut bershalawat untuknya. Keutamaan seorang ulama atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan pada malam purnama atas semua bintang. Ulama adalah pewaris para nabi, para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, tetapi mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambil ilmu, maka dia telah mendapatkan bagian yang banyak (dari warisan itu). Kematian seorang ulama merupakan musibah yang tidak bisa diobati, lubang yang tidak dapat disumbat, dan bintang yang hancur. Kematian satu kabilah lebih ringan daripada kematian seorang alim." (HR Baihaqi)