NASEHAT UNTUK THOLABUL'ILMI

 NASEHAT DARI SYAIKH AL-ALBANY UNTUK THOLABUL'ILMI

“Aku nasehatkan untuk saya pribadi khususnya dan untuk saudara-saudaraku kaum muslimin pada umumnya agar bertaqwa kepada Allah. Diantara bagian-bagian taqwa yang akan aku nasehatkan adalah :

Pertama, Hendaklah kalian menuntut ilmu syar’i dengan ikhlash karena Allah, janganlah ada tujuan-tujuan yang lain seperti mengharapkan sesuatu balasan, ucapan terima kasih atau senang tampil di muka umum.

Kedua, diantara penyakit yang menimpa para penuntut ilmu syar’i adalah ujub dan lupa daratan, dia merasa sudah memiliki ilmu cukup sehingga berani berpendapat sendiri tanpa mengambil bantuan dan penjelasan ulama’ salaf. Sebagaimana mereka tidak bersyukur kepada Allah yang telah memberikan taufiq kepada mereka, berupa ilmu yang benar dan adab-adabnya, bahkan mereka tertipu dengan diri mereka sendiri dan mereka menyangka bahwa mereka telah memiliki kemapanan ilmu sehingga muncul dari mereka pendapat-pendapat yang mengguncangkan, tidak dilandasi dengan pemahaman yang benar berlandaskan al-Kitab dan as-Sunnah.

Maka nampaklah pendapat-pendapat ini dari pemikiran-pemikiran yang tidak matang, mereka menyangka bahwa fatwa-fatwa tersebut adalah ilmu yang diambil dari al-Kitab dan as-Sunnah. Maka, mereka sesat dengan pemikiran-pemikiran tersebut dan menyesatkan banyak manusia, dan kalian mengetahui semuanya diantara dampak negatif dari fenomena tadi adalah munculnya kelompok-kelompok di sebagian negeri islam mengkafirkan kelompok-kelompok lainnya dengan alasan-alasan yang dibuat-buat, tidak bisa kami kemukakan dalam kesempatan yang singkat ini, karena pertemuan kami ini sekarang khusus sedang memberikan peringatan dan nasehat kepada para penuntut ilmu dan juru da’wah, oleh karena itu saya nasehatkan saudara-saudara kami dari ahli sunnah dan ahli hadits di seluruh negeri islam agar mereka sabar dalam menuntut ilmu, dan agar mereka tidak tertipu dengan ilmu yang mereka miliki sekarang.

Mereka harus mengikuti jalan yang telah digariskan, jangan sekali-kali mereka bersandar dengan mengandalkan semata-mata pemahaman mereka atau mereka beri nama dengan ijtihad mereka. Saya sering sekali mendengar dari saudara-saudara kami mereka mengatakan dengan sangat mudahnya, “saya berijtihad” atau “saya berpendapat demikian” tanpa memikirkan akibat-akibat yang ditimbulkan dari ucapan-ucapannya.

Mereka tidak mengambil bantuan dari kitab-kitab fiqh dan hadits serta pemahaman ulama terhadap kitab-kitab tersebut. Yang ada hanya hawa nafsu dan pemahaman yang dangkal dalam menggunakan dalil, sedangkan penyebabnya adalah ujub dan lupa daratan. Oleh karena itu, sekali lagi aku nasehatkan kepada para penuntut ilmu agar menjauhi segala akhlak yang tidak islami, di antaranya agar mereka tidak tertipu oleh ilmu yang telah didapatkannya serta tidak tergelincir ke dalam ujub.
Ketiga, terakhir, agar mereka menasehati manusia dengan cara yang lebih baik, menjauhi cara-cara yang kasar dan keras dalam berdakwah karena Allah Subhanahu wa Ta... Lihat Selengkapnya’ala berfirman, “Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik.” (QS an-Nahl : 125)

Allah berfirman dengan ayat tadi karena kebenaran itu sendiri berat atas manusia atau menerimanya, dan berat atas jiwa-jiwa mereka, oleh karena itu secara umum jiwa manusia sombong untuk menerimanya, kecuali sedikit orang yang dikehendaki Allah untuk langsung menerimanya. Apabila beratnya kebenaran itu atas jiwa manusia ditambah dengan beratnya cara berupa kekasaran dalam da’wah, maka itu berarti menjadikan manusia lari dari da’wah kebenaran.

Kalian tentu mengetahui sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam: “Sesungguhnya di antara kalian ada orang-orang yang membuat orang lari (dari kebenaran). Beliau mengulanginya tiga kali. Sebagi penutup, saya memohon kepada Allah Ta’ala agar jangan menjadikan kami sebagai orang-orang yang membuat orang lain lari dari kebenaran, akan tetapi jadikanlah kami sebagai orang-orang yang memiliki hikmah dan orang-orang yang mengamalkan al-Qur’an dan as-Sunnah.

(Disarikan dari Hayatul Albany, Juz I hal. 452-455 oleh Ustadz Fariq Qoshim Anuz)

NASEHAT THOLABUL'ILMI UNTUK DIRINYA SENDIRI 

JADILAH seorang salafi sejati dg cara mengikuti jalan yg di tempuh para salafush sholeh dari kalangan para sahabat,serta orang-orang setelah mereka yg mengikuti jejak mereka dlm semua masalah agama mulai dari masalah tauhid ,ibadah dan selainnya.Tetap konsisiten untuk mengikuti Sunnah Rosululloh dan merealisasikannya dalam kehidupanmu dan jauhilah perdebatan,mempelajari ilmu kalam (filsafat) serta segala hal yang mendatangkan dosa dan menjauhkan dari syari'at Alloh ta'ala.

• Hiasilah dirimu dengan rasa takut kepada Alloh secara lahir dan batin,dg senantiasa menjaga syari'at Islam dan menampakkan serta menyebarkan sunnah dg cara mengamalkan dan menda'wahkan serta menunjukkan jalan menuju Alloh dg ilmu ,Ahlak dan amalmu,juga bersikap dewasa dan jantan namun penuh toleransi dan ahlak mulia .Imam Ahmad mengatakan "Inti Ilmu adalah rasa takut kepada Alloh.

• Hiasilah dirimu dengan merasa di awasi Alloh ta'ala baik dalam keadaan sembunyi maupun terang-terangan.Berjalanlah menuju Robbmu dg rasa takut dan penuh harap , karena bagi seorg muslim keduanya bagai sepasang sayap burung ,hadapkan dirimu semuanya kpd Alloh,penuhilah hatimu dg rasa cinta kpd-Nya dan lisanmu dg selalu berdzikir kpd-Nya serta selalu gembira ,senang,suka,dg semua hukum dan hikmahnya.



• Hiasilah dirimu dg etika-etika jiwa (hati) ,berupa menjaga kehormatan diri,santun,sabar,rendah hati,dlm menerimah kebenaran ,berperilaku tenang,dg sikap yg berwibawa,teguh serta tawadhu' juga mampu menanggung beban berat selama belajar demi memperoleh kemuliaan ilmu serta bersedia tunduk kpd kebenaran.

• Hiasilah dirimu dengan keindahan ilmu berupa bagusnya budi pekerti , ahlak yang baik dengan selalu bersikap tenang ,berwibawah,khusyu’,tawadhu’dan senantiasa bersikap istiqomah secara lahir maupun batin ,serta tidak melakukan segala yang merusaknya.

Dahulu para ulama’ mempelajari budi pekerti sebagaimana mereka mempelajari ilmu.

Ada sebuah pepatah “Barang siapa yang banyak melakukan sesuatu maka dia akan di kenal dengannya .maka hendaklah di hindari sesuatu yang sia-sia baik ucapan maupun perbuatan seperti tertawa terbahak-bahak ,suka senda gurau terutama bial berada di tengah-tengah khalayak ramai, adapun jika di antara temen-teman saja maka masalahnya lebih ringan, namun jika berada di khalayak umum hindarilah jangan sampai berbuat sesuatu yang bisa menghinakan dirimu sendiri karena bisa menghilangkan kewibawaanmu di hadapan orang lain.

• Hiasilah dirimu dengan muru’ah serta segala sesuatu yang bisa membawamu kepada muru’ah dengan selalu berahlak mulia ,berwajah manis saat bertemu,menyebarkan salam ,tegas tanpa sombong , gagah berani tanpa kediktatoran,bersikap ksatria tanpa harus fanatik golongan dan punya semangat menggelora tanpa harus seprti orang-orang Jahiliyyah.

Ahlak yamg mulia adalah manakala seseorang mampu bersikap toleran sekaligus bisa tegas pada saat yang tepat.Syare’at Islam bersikap moderat antara sikap toleran yang mungkin berdampak lenyapnya hak , dan tegas yang kadang – kadang bisa membawa pada kezhaliman.
Maka hindarilah hal-hal yang dapat merusak kehormatan baik dalam watak (perangai) , perkataan,perbuatan dan juga sikap yang rendah dan jelek lainnya seperti ujub (berbangga diri),riya’ , sombong, takabbur, meremehklan orang lain , serta mengunjungi tempat-tempat yang kotor penuh meragukan.

Bahwa orang yang baru memakai celak mata tidak seperti orang yang sudah terbiasa memakainya.Juga orang yang memaksakan suatu perangai tidak seperti yang sudah jadi kebiasaan.Akan tetapi jika seseorang selalu berusaha rutin untuk melakukan sesuatu , meskipun pada dasarnya sifat itu adalah suatu pembawaan pada setiap orang namun jika dia selalu berusaha mewujudkan ahlak tertentu meskipun hal itu akan sulit sekali namun dengan usaha yang kontinyu akan bisa berubah sedikit demi sedikit .Betapa kita sering mendengar seseoarang yang tidak pernah menuntut ilmu , atau seorang pelajar yang ahlaknya jelek , kemudian tatkala Alloh Ta’ala menganugerahkan ilmu kepadanya dan juga hidayah-Nya , akhirnya dia berubah menjadi baik, karena dia senntiasa melatih dirinya dengan ahlak yang baik sehingga ia berhasil menjadikan dirinya memiliki perangai dan naluri yang baik.


• Milikilah sifat ksatria , berupa keberanian ,tegas dalam mengatakan kebenaran , berahlak mulia , berkorban demi kebaikan ,agar engkau di segani oleh orang lain , dan jauhilah sifat-sifat yang sebaliknya berubah tidak tabah , tidak sabar ,tidak bermoral.karena itu akan menghancurkan ilmu dan menyebabkan lisanmu tidak mau mengatakan kebenaran , yang berakibat pada pertikaian pada saat tersebarnya racun-racun di antara hamba Alloh yang sholih.

Berfikir harus di dahulukan sebelum keberanian para ksatria .
Yang pertama adalah berfikir dahulu baru baru yang kedua mengambil sikap berani .
Apabila ke dua sifat ini ada pada seseorang yang merdeka .
Maka akan bisa mencapai cita-cita yang tertinggi.

• Janganlah terus-menerus hanyut dalam kemewaan dan kelezatan karena kesederhanaan termasuk sebagian dari Iman dan ambilah wasiat dari Amirul mu’minin Umar bin al-Khaththab dalam suratnya yang termashur , di dalamnya tertulis “Jauhilah oleh kalian hanyut dalam kemewaan dan senang berhias dengan mode orang asing , bersikaplah dewasa dan berpakaianlah secara sederhana (tidak mewah)…

Berhati-hatilah dalam berpakaian , karena pakaian itu dapat mengungkapkan kepaad orang lain mengenai jati diri kita dalam hal kecenderungan , sikap dan perasaan .Dari sini ada sebuah ungkapan “penampilan luar menunjukkan kecenderungan hati”Orang lain akan menggolongkanmu dari pakaianmu , bahkan cara berpakaian pun kan memberikan bagi orang lain bahwa yang memakainya itu memilki keteguhan dan keceerdasan ataukah ia orang yang ahli ibadah ataukah orang yang glamour suka popularitas .Berpakaianlah yang pantas bagimu , jangan yang membuat orang lain mencelamu, juga jangan yang membuat orang lain menggunjingmu .Jika pakaianmu serta cara memakainya sesuai dengan keluhuran ilmu syar’I yang engkau miliki , niscaya itu semua kam membuatmu lebih mulia serta ilmumu bermanfaat , bahkan jika engkau berniat yang baik,maka itu semua akan menjadi amal shalih karena merupakan wasilah (perantara)untuk bisa memberi hidayah pada orang lain agar menerima kebenaran .

Ada sebuah atsar dari Amirul Mu’minin ‘Umar bin Khaththab “saya lebih senang melihat pembaca al-Qur’an itu berpakaian putih.

Maksud beliau , agar dia Nampak berwibawa dalam pandangan orang lain , sehingga mereka pun menghormati kebenaran yang di sampaikan .Sebagaiman perkataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah bahwa manusia itu seperti sekumpulan burung terbang yang punya watak untuk saling menyerupai satu sama lainnya.Oleh karena itu hindarilah pakaian kekanak-kanakan .Yang benar adalah sederhana dalam berpakaian yang sesuai dengan aturan syara’ yang engkau padukan dengan akhlak dan budi pekerti yang mulia.
• Bersikaplah lemah lembut selalu dalam tutur kata , Jauhilah ucapan yang kasar , karena ucapan yang lemah lembut akan mampu menjinakkan jiwa yang sedang berontak .

Rosululloh bersabda “Sesungguhnya Alloh mencintai kelembutan pada semua perkara

Juga sabda beliau “Tidaklah kelemahlembuatan itu terdapat pada sesuatu kecuali akan menghiasinya dan tidak di cabut dari sesuatu kecuali akan merusaknya.

• Hiasilah dirimu dengan selalu berfikir , karena orang yang berfikir akan bisa mengetahui.Ada sebuah ungkapan “Berfikirlah niscaya engkau akan tahu ,” oleh karena itu berfikirlah tatkala berbicara , dengan apa yang engkau akan berbicarakan ? apa dampaknya?berhati-hatilah dalam mengungkapkan kata dan menyampaikan namun tanpa harus keterlaluan atau menampakkan kepandaian .Berhati-hatilah tatkala mengingatkan orang lain , bagaimana engkau memilih bahasa yang pas dengan yang engkau kehendaki ,berfikirlah tatkala ada yang bertanya , bagaimana engkau harus memahami pertanyaan tersebut dengan sebenarnya sehingga tidak akan mengandung dua kemungkinan ? dan begitu seterusnya.



“Orang yang berhati-hati (perlahan-lahan)terkadang bisa mencapai sebagian hajatnya.
Namun bagi orang yang tergesa-gesa kadang-kadang tergelincir.
Dan barabg kali tertinggal langkah jika seluruh urusannya harus di kerjakan perlahan-lahan .
Sehingga pendapat yang tepat adalah seandainya…..bercepat-cepat”

• Hiasilah dirimu dengan teguh pendirian serta mengecek kebenaran setiap khabar yang di terima, terutama di saat-saat genting dan penting , yang mana sikap itu mencakup sabar dan teguh dalam belajar , dan melewatkan waktu-waktunya untuk belajar pada para ulama’, karena orang yang teguh ( sabar)akan tumbuh menghasilakan yang dia inginkan.

*SUMBER Terjemahan Syarah hilyatu Tholibil 'Ilmi yang di terjemahkan ke dalam b.Indonesia dengan SYARAH ADAB DAN MANFAAT MENUNTUT ILMU karya Syaikh Abu Bakar Abu Zaid dan di Syarah oleh Syaikh Utsaimin..................